Kamis, 19 Juni 2014

If U Loved Me



Author            : Phicha Gyuzizi
Main Cast        : Nam Woohyun, Kim Sunggyu
Other Cast     : Infinite member, Boohyun
Warning          : BL, Typo, Gaje
Genre              : Maybe Angst

I’m back dengan ff gaje lainnya. Ini ff terinspirasi dari MV yang di peranin Hobaby. Kkkkk.. tapi gak semuanya mirip ama itu MV, Cuma idenya aja yang dari sana. baca ffnya lebih berasa juga kalau sambil denger lagunya Zia ft Lee Hae Ri – If U Loved Me..

Happy reading yeorobun


“Priitttttt....” Suara peluit pertanda pertandingan telah usai. Pertandingan basket ini lagi-lagi dimenangkan oleh tim Infinite dari kampus Woollim.
“Kyaaaaaa... Namoo!!!” Teriak namja cantik dari pinggir lapangan. Mendengar teriakan dari suara yang sudah hafal bagi telinganya, namja tampan yang bernama Namoo itu langsung berlari menuju sang namja cantik itu dan langsung memeluknya.
“Kau menang lagi Namoo, chukkaeyo. Kau memang kapten basket yang sangat hebat. Beruntung sekali aku memilikimu”. Ucap namja cantik yang bernama Kim Sunggyu itu sambil membalas pelukan sang kekasih.
“Gomawo nae chagi. Ini semua juga karena dukunganmu selama aku bertanding”. Balas Woohyun.
“Ehm.. ehm.. bisakah kalian tidak berlovey dovey disini?” intrupsi Dongwoo yang merupakan anggota tim basket Infinite yang juga sebagai sahabat Woohyun.
“Hehehehehe. Kalau didekat Sunggyu Hyung rasanya aku tidak bisa menahan diriku”. Jawab Woohyun dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Eiiii... dasar pervert”. Jawab Sunggyu dan langsung menggeplak kepala Woohyun.
“Kajja, kita pergi ke cafe untuk merayakan kemenangan ini. Yang lain sudah menunggu disana”. Dongwoo kembali berkata dan langsung menuju parkiran mobil untuk mengambil mobilnya.
Woohyun pun juga mengikuti Dongwoo dan tidak lupa menggenggam tangan Sunggyu agar ikut dengannya.

~~~~~~~

“Hyung, disini”. Teriak L sambil melambaikan tangannya saat melihat Woohyun, Sunggyu, dan Dongwoo yang sudah memasuki cafe.

Mereka bertiga langsung berjalan menuju arah sumber suara berasal. Sepertinya semuanya sudah berkumpul dan menikmati makanannya.
“Eoh, Sunggyu Hyung juga ikut”. Tanya Sungyeol yang merupakan manager tim basket.
“Haish, kau ini, jelas saja Gyu Hyung ikut. Dia kan belahan jiwa Woohyun Hyung. Mereka tidak dapat terpisahkan”. Jawab Hoya lebay.
“Kalian ini terlalu berlebihan”. Ucap L datar. “Jangan dengarkan mereka Hyung, mereka memang kurang kerjaan”. Imbuh L.
Sunggyu yang dibicarakan hanya bisa menundukkan kepalanya karena merasa panas dibagian wajahnya. Dia tidak ingin semuanya tahu kalau saat ini mukanya memerah.

~~~~~~~~~

Hubungan Sunggyu dan Woohyun sudah terjalin sangat lama. Saat mereka masih di high school. Sunggyu adalah sunbae Woohyun sekaligus kakak dari Kim Myungsoo yang juga sahabat Woohyun. Myungsoo awalnya tidak menyetujui hubungan mereka, tapi karena kesungguhan Woohyun akhirnya Myungsoo mengijinkannya. Meskipun Myungsoo sangat dingin tetapi sebenarnya dia sangat menyayangi hyung satu-satunya itu.

~~ Flashback ~~

“Myung, ada yang ingin aku katakan padamu”. Woohyun memulai bicaranya saat bel istirahat baru saja berbunyi. Murid-murid perlahan meninggalkan kelas menyisakan Woohyun dan Myungsoo.
“Masalah apa? Katakan saja”. Jawab L sambil kembali duduk di bangkunya, karena tadi dia ingin langsung ke kantin.
“Begini, sebenarnya aku...” Woohyun mulai gugup, suara bergetar. “Eum, itu, sebenarnya aku...” Lagi-lagi Woohyun tergagap dalam mengucapkan sesuatu.
“Kau ini kenapa sih. Kau seperti maling ayam yang ketahuan oleh pemiliknya”. L sudah tidak sabar lagi dengan tingkah Woohyun. Tidak biasanya sahabatnya itu seperti ini.
“Jangan marah yah Myung, sebenarnya aku..” Woohyun mencoba menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya, dan mencoba menyamankan dirinya. “Aku dan hyungmu, sebenarnya kami sudah menjadi sepasang kekasih”. Lanjut Woohyun.
“Jangan bercanda Nam. April mop masih sebulan lagi”. L tidak begitu saja mempercayai perkataan Woohyun, karena L tau kalau Woohyun sering sekali berdusta (?).
“Aku serius Kim. Kali ini aku jujur padamu. Aku dan Hyungmu berpacaran. Tanyakan pada Hyungmu kalau kau tidak percaya”. Woohyun mencoba meyakinkan L.
“Sudah berapa lama kalian memiliki hubungan?” tanya L serius. Kini L mencoba mempercayai Woohyun.
“Sudah hampir sebulan”. Jawab Woohyun singkat.
“Apa kau serius dengan hyungku? Kau tidak mempermainkannya kan?” tanya L menuntut.
“Kali ini aku serius Myung. Percaya padaku. Aku tidak akan menyakiti hyungmu. Kalau aku melakukannya, kau bisa membunuhku saat itu juga”. Jawab Woohyun mantap.

~~ Flashback End ~~

Woohyun dan Sunggyu saat ini sedang menikmati akhir pekan mereka di pantai. Senyuman tidak pernah luput dari wajah mereka. Mereka berlari kesana kemari seperti anak kecil. Setelah merasa lelah mereka berdua duduk di atas pasir. Tangan mereka tidak pernah lepas dari genggaman masing-masing.
“Gyuie”. Panggil Woohyun.
“Nde Namoo”. Jawab Sunggyu sambil menyamankan kepalanya di bahu Woohyun.
“Apa kau merasa senang hari ini?” tanya Woohyun sambil mengelus perlahan rambut Sunggyu.
“Hemmm. Aku sangat senang sekali. Sudah lama kita tidak melakukan kencan menyenangkan seperti ini”. Jawab Sunggyu riang. Senyumnya tidak pernah pudar sedari tadi.
“Gyuie, saranghae, jeongmal saranghae”. Ucap Woohyun sambil menolehkan kepalanya ke arah Sunggyu dan menatap kedua manik mata indah Sunggyu.
“Nado. Nado saranghae Namoo~ah”. Balas Sunggyu mantap.
Perlahan Sunggyu menutup matanya. Ia tahu apa yang selanjutnya akan terjadi, seolah dia mengijinkan Woohyun melakukan apapun yang diinginkannya.
Woohyun mendekatkan wajahnya ke arah Sunggyu. Woohyun mencium kening Sunggyu sangat lama, menyalurkan segenap rasa cintanya. Perlahan ciumannya turun ke kedua mata indah Sunggyu, di hidung lancip Sunggyu, dan kemudian di bibir tipis Sunggyu.
Setelah lama bibir mereka saling menempel, akhirnya Woohyun perlahan mulai menggerakkan bibirnya, melumat dengan halus bibir namja cantiknya itu, seolah itu adalah benda terapuh yang pernah ada. Sunggyu mulai membalas perlakuan Woohyun. Mereka berciuman dengan sangat mesra di pinggir pantai yang entah kenapa sedari tadi sangat sepi sekali.
Lenguhan Sunggyu terkadang terdengar di telinga Woohyun, dan hal ini mampu membangunkan koala yang sedang tertidur. Ciumanan yang awalnya sangat perlahan dan terkesan hati-hati berubah menjadi ciuman yang sangat menuntut. Woohyun sepertinya mulai kehilangan kendali atas dirinya. Ditidurkannya tubuh gempal Sunggyu di atas pasir tanpa melepaskan ciuman mereka dan memposisikan dirinya di atas tubuh Sunggyu.
Sunggyu hanya bisa pasrah dengan perlakuan Woohyun, karena tubuhnya terasa kelu atas perlakuan intens Woohyun. Tangan kanan Woohyun yang awalnya melingkar di tengkuk Sunggyu, kini mulai beralih ke arah dada Sunggyu. Mecoba membuka beberapa kancing kemeja Sunggyu. Woohyun menyusupkan tangannya kedalam kemeja Sunggyu dan mulai bergerilnya di dalam sana. Sunggyu hanya bisa mendesah tertahan karena perlakuan Woohyun.
Kegiatan intim mereka mendadak terhenti karena dengan tidak sopannya hujan mulai turun dengan deras. Woohyun memutuskan ciuman mereka dan mulai bangun dari posisi tidurnya. Menarik tangan Sunggyu agar ikut terbangun dan membawanya berlari menuju ke mobil Sport merah Woohyun yang terparkir tidak terlalu jauh dari mereka.
Sesampainya di dalam mobil, Sunggyu hanya menundukkan wajahnya malu. Woohyun hanya tersenyum tipis karena sikap malu-malu kekasihnya itu. woohyun perlaha mendekatkan dirinya ke arah Sunggyu.
“Ap...paa yang akan kau lakukan Namoo?” ucap Sunggyu gugup.
Woohyun tidak menjawabnya, dan masih saja mendekatkan dirinya ke arah Sunggyu. Perlahan mata Sunggyu terpejam. Dia terlalu gugup.
“Kenapa kau menutup matamu Honey?” tanya Woohyun dengan senyum manisnya. Tangan Woohyun perlahan mengancingkan kembali kemeja yang dipakai Sunggyu. “Aku kan hanya ingin mengancingkan kembali kemejamu. Apa kau menginginkan sesuatu yang lain?” tanya Woohyun penasaran.
“Ah.. aniyoo. Aku tidak berpikiran macam-macam Namoo”. Jawab Sunggyu cepat.
“Hahahahha, jeongmal honey?” ucap Woohyun. Setelah selesai mengancingkan kembali kemeja Sunggyu, tidak lupa Woohyun mengecup bibir Sunggyu sekilas dan kembali ke posisinya. Hal ini membuat mata Sunggyu membesar seketika tapi malah membuatnya terlihat sangat lucu.
“Hujannya tidak mungkin akan reda. Kita kembali sekarang”. Kata Woohyun. Sunggyu hanya menganggukkan kepalanya.
Perlahan mobil sport merah itu pergi meninggalkan pantai. Mobil sport itu melaju dengan cepat. Tidak memperdulikan jalanan yang licin karena hujan. Karena tujuan awalnya hanya ingin cepat sampai di apartemennya. Sunggyu terlihat sedang tertidur di sebelahnya. Woohyun hanya tersenyum memandang malaikatnya yang sedang tertidur itu. karena terlalu asik memandang wajah Sunggyu, Woohyun tidak menyadari kalau laju mobilnya sekarang tidak pada jalur yang benar. Mobil Woohyun melaju dengan kencang di jalur yang berlawanan. Dan disaat bersamaan, ada mobil truk yang berjalan dengan cepat dari arah yang berlawanan.
“Tiiinnnnn. Tinnnnn... tinnnnnn”. Suara bel dari mobil truk yang melaju sangat kencang itu menyadarkan Woohyun. Namun, karena laju masing-masing kendaraan yang terlalu kencang, kecelakaan tidak bisa dihindari. Woohyun membanting mobilnya ke arah kanan dan berakhir menabrak sebuah pohon.

~~~~~

Woohyun dan Sunggyu dirawat di kamar yang bersebelahan. Beruntung mobil Woohyun dirancang dengan sangat apik, dan ketika terjadi kecelakaan muncul pelampung yang menyelamatkan mereka dari benturan. Hanya saja mereka mengalami luka akibat pecahan kaca depan mobil.
Setelah seminggu dirawat di Rumah sakit, WooGyu diperbolehkan untuk pulang. Mereka mulai menjalani aktifitas mereka seperti biasa. Woohyun dengan tim basketnya dan Sunggyu dengan kegiatan musikalnya di kampus.

~~~~~~~~

Woohyun akhir-akhir ini merasakan hal aneh di kedua matanya, terkadang dia merasa tidak bisa melihat dengan benar. Sama halnya dengan saat ini, saat dia sedang berlatih basket sendirian, dia ingin memasukkan bola ke dalam ring, tapi dia tidak bisa. Padahal ini adalah hal yang sangat mudah dilakukannya. Ini karena penglihatannya yang mendadak pudar.
Woohyun sangat frustasi dengan hal ini. Pasca kecelakaan yang dialaminya menyebabkan dia menjadi seperti ini. Woohyun mencoba mengambil bola basketnya dan melemparkannya asal karena rasa kesalnya.

~~ flashback ~~

Beberapa hari setelah pandangannya mendadak mengabur, Woohyun pergi ke rumah sakit seorang diri untuk menemui dokter yang tidak lain adalah kakaknya sendiri. Woohyun ingin berkonsultasi tentang masalahnya. Dia tidak ingin terjadi hal yang tidak diinginkannya terjadi. karena kedua matanya sangatlah berharga. Dengan kedua matanya dia mewujudkan mimpinya sebagai pemain basket profesional.
“Hyung, pandangan mataku akhir-akhir ini sering mengabur? Apa yang sebenarnya terjadi padaku?” tanya Woohyun pada Boohyun kakaknya.
“benarkah? Aku tidak tahu kalau akan secepat ini terjadi”. ucap Boohyun sedih. Dia sebenarnya mengetahui hal ini memang tidak akan lama terjadi.
Woohyun hanya memandang Boohyun tidak percaya, apa yang sebenarnya terjadi padanya. Bahkan kakaknya saja sudah tahu, tapi kenapa dirinya tidak.
“Hyung, apa yang sebenarnya terjadi padaku?” tanya Woohyun penasaran.
“Sebenarnya, saat kau kecelakaan, kedua matamu terkena pecahan kaca. Dan juga sepertinya sudah merusak saraf penglihatan di kedua matamu”. Jawab Boohyun dengan raut kesedihan.
“Apa bisa disembuhkan Hyung?” jawab Woohyun dengan raut yang sulit diartikan.
“Bisa, kalau kau mendapatkan pendonor mata yang cocok untukmu. Aku sudah mencoba mencarikannya untukmu. Bersabarlah”. Ucap Boohyun menenangkan dongseng kesayangannya itu.
“Hyung, apa aku akan menjadi buta kalau aku tidak segera mendapatkan donor mata itu”. tanya Woohyun, kali ini suaranya terdengar bergetar. Woohyun mencoba tegar dengan semua yang menimpa dirinya.
“Nde, seperti itulah. Bersabarlah Hyun. Hyung akan segera mencarikan donor mata untukmu”. Kali ini Boohyun berdiri dan melangkah mendekati dongsengnya dan memeluknya erat. Mencoba memberikan kekuatan kepada adiknya itu. Woohyun yang diperlakukan seperti itu mendadak tidak bisa menahan laju air matanya. Dia menangis dipelukan sang kakak.
~~ flashback end ~~

Woohyun menangis mengingat semua itu. Woohyun menangisi apa yang dialaminya. Kenapa dia harus mengalami semua ini.

~~~~~~~~~~

“Namoo, ayo kita bermain game itu, kau kan kapten tim basket dan pastinya kau bisa melakukannya kan? Dapatkan boneka hamster itu untukku yah?” ucap Sunggyu semangat. Saat ini mereka sedang berkencan dan Sunggyu menginginkan boneka hamster yang akan didapat kalau dia berhasil menembakkan panah tepat di balon kecil yang ada di ujung sana. Game yang sangat mudah kalau saja kondisi Woohyun baik-baik saja.
Woohyun mencoba mengarahkan panah itu ke balon hijau kecil itu. namun, berkali-kali dia gagal. Pandangannya mendadak mengabur. Sunggyu tidak menyadari hal itu, dia malah merebut panah yang dipegang Woohyun dan mencoba menembakkannya tetapi gagal. Akhirnya Sunggyu menyerah.
“Ternyata sulit juga. Kau saja yang kapten tim tidak bisa, apalagi aku. Sudahlah, kita pulang saja Namoo”. Sunggyu mengajak Woohyun pulang. Dia merasa kesal karena tidak mendapatkan boneka hamster itu. Woohyun hanya tersenyum tipis melihat tingkah kekanakan kekasihnya.
“Mianhae Gyuie, aku tidak bisa memberikan bonekanya untukmu”. Ucap Woohyun dengan raut sedih. Dia saat ini merasa tidak berguna lagi bagi Sunggyu.
“Gwaenchana Namoo. Itu memang sangat sulit sekali. Ahjussi yang menjaga stand game itu yang keterlaluan. Haish, dia mendapatkan keuntungan banyak kalau permainannya seperti itu”. sekarang Sunggyu malah menyalahkan ahjussi yang memiliki stand game itu. woohyun hanya tertawa melihat kekasihnya itu.

~~~~~~~

Seperti biasa, Woohyun berlatih basket sendirian di lapangan basket daerah dekat apartemennya. Pandangan matanya semakin lama semakin mengabur. Pandangannya mendadak menjadi gelap. Woohyun tidak bisa melihat apa-apa lagi saat ini. Dia mencoba meraba-raba sekitarnya, berusaha mencari pegangan untuk dirinya. Dia merasa sangat ketakutan, saat ini dia benar-benar tidak bisa melihat apa-apa. Karena dia tidak kunjung menemukan pegangan, akhirnya dia terjatuh dan duduk dengan melipat kedua lututnya. Menenggelamkan kepalanya dan menangis sekencang-kencangnya. Dia ingin meluapkan perasaannya saat ini.
Tidak jauh dari tempat Woohyun berdiri, seorang namja cantik melihat apa yang terjadi pada Woohyun. Dia menggunakan telapak tangannya demi meredam tangisnya saat melihat kekasihnya mengalami hal yang sangat tidak ia duga.
Sunggyu beberapa hari yang lalu bertemu dengan Boohyun, kakak Woohyun. Boohyun meminta Sunggyu untuk menjaga Woohyun. Sunggyu tidak mengerti mengapa Boohyun meminta itu, karena Boohyun tidak mengatakan alasannya. Dan sekarang Sunggyu mengetahui semuanya. Alasan mengapa Boohyun memintanya menjaga Woohyun. Kini semuanya terjawab sudah.
Perlahan Sunggyu mendekati Woohyun yang masih menangis di tengah lapangan basket. Sunggyu sudah meredam isak tangisnya. Dia berusaha kuat dihadapan Woohyun. Dia tidak ingin membuat Woohyun menjadi cemas akan kondisinya sekarang.
“Namoo~ah”. Sapa Sunggyu pelan sambil memegang bahu Woohyun yang masih bergetar.
“Gyuie”. Woohyun berbalik dan langsung memeluk tubuh Sunggyu. Dorongan kuat dari Woohyun membuat badan Sunggyu sedikit oleng. Namun Sunggyu masih bisa menahannya.
“Namoo, gwaenchana”. Sunggyu menepuk-nepuk punggung Woohyun, menguatkan kekasihnya.
“Gyu, aku tidak bisa melihat apapun sekarang, aku takut. Aku tidak bisa melihat wajahmu lagi, aku tidak bisa melihat senyummu lagi. Eottokhe. Aku takut”. Woohyun mengatakan semuanya dengan air mata yang masih mengalir di wajah tampannya. “Aku takut Gyu, aku takut”. Woohyun semakin menangis histeris di pelukan Sunggyu.
Sunggyu yang tadinya berusaha tegar dihadapan Woohyun, kini sudah tidak bisa lagi. Dia sudah tidak kuat menahan air matanyanya yang semakin lama semakin menumpuk di matanya. Sunggyu ikut menangis sambil memeluk Woohyun.
Sunggyu perlahan melepaskan pelukan mereka. Menggenggam kedua tangan Woohyun dengan tangannya, mengarahkan kedua tangan mereka ke wajah Sunggyu.
“Namoo.. kau bisa merasakannya dengan kedua tanganmu dan juga hatimu. Meskipun kau tidak bisa melihatku dengan kedua matamu lagi, tapi kau masih melihatku dengan mata yang ada di dalam hatimu. Kau juga bisa merasakannya dengan kedua tanganmu”. Sunggyu mengucapkan semuanya dengan air mata yang masih mengalir di kedua pipinya.
“Ini kedua mataku, kau bisa merasakannya kan? Ini hidung mancungku yang selalu kau sukai, ini kedua pipi chubbyku yang selalu kau cubit gemas, dan ini...” Sunggyu serasa kelu mengucapkan semuanya. Perasaan Sunggyu sekarang benar-benar pedih melihat kekasihnya seperti ini. Kenapa bukan dirinya yang mengalami semuanya, kenapa harus Woohyun. “ dan ini bibirku yang selalu mengucapkan kata cinta untukmu. Kau bisa merasakannya kan?” ucap Sunggyu dengan sedikit bergetar.
“Gyuie”. Woohyun hanya bisa semakin menangis. Dia tidak tahu harus bersikap seperti apa. Ternyata Sunggyu memang seperti malaikat. Dia tidak meninggalkan dirinya yang menjadi seorang yang tidak berguna karena mengalami kebutaan.
“uljima Namoo. Uljima, jebal”. Ucap Sunggyu sambil kembali memeluk tubuh Woohyun.

~~~~~~~


Semenjak Woohyu mengalami kebutaan, Sunggyu selalu berada di samping Woohyun untuk menemaninya. Woohyun tidak lagi seperti dulu yang suka pergi keluar rumah. Saat ini, Woohyun lebih suka berdiam diri di dalam apartemennya dengan Sunggyu.
Woohyun sering memikirkan dirinya yang semakin lama semakin menyusahkan Sunggyu. Sunggyu jadi sering sekali menemaninya dan membuat Sunggyu mengambil cuti kuliahnya hanya karena mengurus dirinya. “Gyuie, aku sungguh merepotkanmu. Aku mendadak menjadi manusia yang sangat tidak berguna. Aku merepotkan banyak orang. Kenapa hidupku menjadi seperti ini, apakah aku membuat kesalahan yang sangat besar di masa lalu”. Woohyun berbicara sendiri dengan dirinya. Perlahan air mata turun di kedua pipinya.
Sunggyu yang melihat semuanya menjadi ikut sedih. Karena tidak bisa menahan isak tangisnya, akhirnya suara itu lolos begitu saja dari mulutnya. Karena tidak ingin membuat Woohyun semakin sedih, akhirnya dia berlari menjauh dan menuju dapur yang tempatnya jauh dari jangkauan Woohyun. Dia menumpahkan tangisnya disana.
Woohyun memang tidak bisa melihat, tapi dia bisa merasakan kehadiran Sunggyu tadi, dia tahu kalau Sunggyu tadi berada didekatnya. Woohyun perlahan berdiri dari duduknya dan meraba-raba sekelilingnya, dia mencari letak lemari pakaiannya. Setelah menemukannya, dia membukanya dan mengambil sebuah boneka hamster yang dulu sangat diinginkan Sunggyu. Dia belum sempat memberikannya kepada Sunggyu. Dia mengambilnya dan berjalan perlahan keluar kamarnya dan meletakkan boneka itu di sofa depan. Setelah meletakan boneka itu, dia berjalan keluar apartemennya. Entah apa yang sedang dipikirkannya sekarang, Woohyun hanya ingin pergi dan tidak ingin lagi merepotkan semuanya.

~~~~~~~

Sunggyu yang sudah tenang, ingin sekali kembali ke kamar Woohyun. Namun saat dia sudah di kamar Woohyun, kamar itu kosong, Woohyun tidak ada. Kemudian Sunggyu ke ruang tengah, dia menemukan boneka hamster yang diinginkannya waktu itu. bukannya tidak senang dengan boneka itu, tapi Sunggyu merasa ada yang salah disini. Dia menemukan boneka yang diinginkan tapi tidak menemukan Woohyun dimanapun. Sunggyu akhirnya keluar apartemen dan mencoba mencari Woohyun.
Ternyata diluar sedang turun hujan, Sunggyu tidak memperdulikan hujan, yang dia perdulikan saat ini hanya keselamatan Woohyun. “Namoo, aku mohon jangan bertindak bodoh”. Gumam Sunggyu dengan air mata yang sudah membasahi pipinya kembali. Air hujan menyamarkan air mata yang sedari tadi mengucur dengan deras.
Sunggyu tidak tahu harus mencari kemana lagi. Semua tempat sudah ia kunjungi, namun Woohyun tidak ada sama sekali. Saat melewati lapangan basket, Sunggyu melihat seorang namja yang sedang duduk bersandar di bawah ring basket. Sunggyu tahu, itu pasti Woohyun, dia berlari dengan sangat kencang agar cepat sampai disana.
Sunggyu langsung memeluk Woohyun dari belakang. Dia memukul-mukul Woohyun, mengeluarkan segala kekesalannya karena Woohyn membuatnya semakin khawathir.
“Kau, Nam... Kau jahat. Apa kau senang membuatku seperti ini. Kau senang membuatku khawatir seperti ini!” Bentak Sunggyu dengan suara yang sudah sangat serak karena terlalu sering menangis.”Kenapa kau diam saja. Jawab aku Namoo, apa kau ingin membuatku mati karena mengkhawatirkanmu? Jawab NAM WOOHYUN!” Sunggyu membalikkan badan Woohyun menjadi berhadapan dengannya. Sunggyu kembali memukul-mukul dada Woohyun sambil menangis pilu.
Woohyun menangkap kedua tangan Sunggyu yg berada di dadanya. Dia menarik Sunggyu dalam pelukannya. Woohyun ikut menangis karena kebodohannya. Lagi-lagi Woohyun melakukan tindakan yang membuat Sunggyu semakin khawatir.
“Mian.. Mian Gyu.. Mian” hanya itu yang bisa dikatakan Woohyun.
“Bodoh, kau bodoh. Kau tahu, kau itu bodoh sekali”. Sunggyu masih marah kepada Woohyun.
“Nde, aku memang bodoh. Mian Gyu. Mian”. Ucap Woohyun.

~~~~~~

Setelah sampai di rumah, Sunggyu membisikkan sesuatu di telingan Woohyun.
“Namoo, kau akan bisa melihat lagi nantinya, percaya padaku, tidak akan lama lagi”. Sunggyu mengucapkan itu dengan sungguh-sungguh.
“Gyu, benarkah? Apa ada pendonor mata untukku?” jawab Woohyun semangat. Dia tidak menyangka akan mendapatkan pendonor mata secepat ini.
“Nde, kita bedok ke rumah sakit nde? Sekarang istirahatlah”. Sunggyu menyuruh Woohyun mengistirahatkan badannya.

~~ flashback ~~

Sunggyu menangis di dapur karena tidak tega melihat kondisi kekasihnya. Namun suara ponselnya membuyarkan tangisnya.
“Yeboseyo”. Jawab Sunggyu
“Sunggyu~ya, aku sudah menemukan pendonor mata untuk Woohyun. Sampaikan padanya, dan besok kau antarkan dia ke rumah sakit. Semakin cepat semakin baik bukan?” ucap namja yang bernama Boohyun dari seberang telepon sana.
“Jeongmalyo Hyung? Apa semuanya benar?” tanya Sunggyu antusis.
“ini benar Gyu, cepat sampaikan kabar gembira ini pada Woohyun. Dia pasti sangat senang. Aku akan mempersiapkan jadwal operasi Woohyun untuk besok. Sunggyu~ya, terima kasih kau sudah mau menjaga dongsengku”. Boohyun mengakhiri panggilan  teleponnya.
Sunggyu hanya bisa semakin menangis. Bukan menangis sedih lagi, karena sekarang ia menangis bahagia.

~~ flashback end ~~

Saat ini Sunggyu dan bumonim Woohyun berada di luar ruang operasi menunggu Woohyun. Semuanya berdoa demi kelancaran operasi Woohyun. Lampu yang awalnya merah berubah menjadi hijau menandakan operasi sudah selesai. Boohyun keluar dari ruang operasi. Dia mengatakan bahwa operasinya berjalan dengan lancar. Woohyun akan segera dipindahkan ke kamar inap.
Seminggu sudah berlalu, dan waktunya perban di kedua mata Woohyun akan dibuka. Semuanya sudah berkumpul untuk menyambut Woohyun dengan mata barunya. Mereka sangat senang karena Woohyun akan dapat melihat lagi.
Boohyun perlahan membuka kain perban itu, kedua kapas yang menutup kedua mata Woohyun perlahan dibuka. Woohyun mengedip-edipkan matanya mencoba merasakan kembali penglihatan yang sudah beberapa bulan menghilang.
“Woohyun~ah, kau bisa melihatku?” tanya Boohyun.
“Hyung, aku.. tidak bisa melihat”. Jawab Woohyun sedih. Jawaban Woohyun membuat Sunggyu dan keluarga Woohyun sedih. Sunggyu perlahan mengeluarkan suara tangisnya, Mrs. Nam memeluk Sunggyu, menenangkan calon menantunya itu.
“Benarkah? Apa kau tidak bisa melihat apapun”. Tanya Boohyun sekali lagi. Dia yakin kalau operasinya berjalan dengan baik. Tapi kenapa Woohyun tidak bisa melihat lagi.
“Nde Hyung, aku tidak bisa melihat Sunggyu tersenyum. Lihatlah, dia bahkan sekarang masih menangis”. Jawab Woohyun santai.
“Yaaak Nam Pabo”. Teriak Boohyun dan menggeplak kepala dongsengnya itu. dia dibuat jantungan dengan tindakan konyol dongsengnya itu.
“Nam Woohyun, apa kau mau membuat jantung Appa kambuh lagi?” tanya Mr. Nam serius.
“Mianhae Appa. Hehehehe”. Ucap Woohyun sambil mengeluarkan senyum bahagianya.
Sudah lama sekali semua orang yang ada disana tidak melihat senyuman Woohyun. Sunggyu langsung memeluk Woohyun. Memukul pelan dada Woohyun karena membuatnya menangis lagi.
“Mian Gyu. Mianhae baby”. Ucap Woohyun sambil mengusap-usap punggung Sunggyu.
“Ehm, kaliah harus segera menikah kalau terus seperti ini. Eomma tidak mau kalau Sunggyu hamil diluar nikah”. Ucap Mrs. Nam dengan sedikit bercanda.
“Nde eomma, besokpun aku siap menikah dengannya”. Jawab Woohyun asal. Mr. Nam dan Boohyun hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Woohyun. Dan Sunggyu semakin menenggelamkan kepalanya didada Woohyun karena terlalu malu menghadapi setiap godaan ibu mertuanya itu.

~~~~ the end ~~~~

AN : akhirnya, the end.. terima kasih buat yang sudah mau membaca sampai akhir. Jangan lupa beri komentar yak.. atau gak like aja juga gak apa-apa. Kalau gak mau dua-duanya juga gak maksa #asahgolok... sekali lagi, jeongmal gomawo... #depBow

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave your comment^^ Gomawo^^

Google Search