Sabtu, 31 Januari 2015

Fonologi : Proses pelafalan bunyi konsonan B, P, T, dan D



Nama           : Vica Dyah L.A
Jurusan         : Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Kelas            : B/2010
NIM             :10-520-0147


“ Proses pelafalan bunyi konsonan B, P, T, dan D

Proses hambat letup bilabial

Proses pelafalan bunyi “B”

1.      Mula-mula udara dihembuskan dari paru-paru ke batang tenggorokan.
2.      Lalu diteruskan kepangkal tenggorok.
3.      Di pangkal tenggorok terdapat sepasang pita suara dan di tengahnya terdapat lubang yang disebut glotis. Pada saat itu. Posisi glotis dalam keadaan tertutup sehingga pita suara bergetar. Maka bunyi konsonan B dihasilkan dan disebut konsonan bersuara.
4.      Kemudian udara diteruskan kerongga tenggorok.
5.      Lalu diteruskan lagi kerongga mulut, pada saat itu velar uvular naik, sehingga udara hanya melewati rongga mulut.
6.      Sebelum keluar dari rongga mulut, udara dihambat oleh bibir atas dan bibir bawah yang tertutup,  saat itu bibir bawah sebagai artikulator aktif dan bibir atas sebagai artikulator pasif.
7.      Setelah itu, udara dikeluarkan secara tiba-tiba.


Proses pelafalan bunyi “P”

1.      Mula-mula udara dihembuskan dari paru-paru ke batang tenggorokan.
2.      Lalu diteruskan kepangkal tenggorok.
3.      Di pangkal tenggorok terdapat sepasang pita suara dan di tengahnya terdapat lubang yang disebut glotis. Pada saat itu. Posisi glotis dalam keadaan terbuka sehingga pita suara tidak bergetar. Maka bunyi konsonan P dihasilkan dan disebut konsonan tak bersuara.
4.      Kemudian udara diteruskan kerongga tenggorok.
5.      Lalu diteruskan lagi kerongga mulut, pada saat itu velar uvular naik, sehingga udara hanya melewati rongga mulut.
6.      Sebelum keluar dari rongga mulut, udara dihambat oleh bibir atas dan bibir bawah yang tertutup,  saat itu bibir bawah sebagai artikulator aktif dan bibir atas sebagai artikulator pasif.
7.      Setelah itu, udara dikeluarkan secara tiba-tiba.


Proses hambat letup apiko dental
Proses pelafalan bunyi “T”
1.    Mula-mula udara dihembuskan dari paru-paru ke batang tenggorokan.
2.    Lalu diteruskan kepangkal tenggorok.
3.    Di pangkal tenggorok terdapat sepasang pita suara dan di tengahnya terdapat lubang yang disebut glotis. Pada saat itu. Posisi glotis dalam keadaan terbuka sehingga pita suara tidak bergetar. Maka bunyi konsonan T dihasilkan dan disebut konsonan tak bersuara.
4.    Kemudian udara diteruskan kerongga tenggorok.
5.    Lalu diteruskan lagi kerongga mulut, pada saat itu velar uvular naik, sehingga udara hanya melewati rongga mulut.
6.    Sebelum dihembuskan ke udara bebas, udara dihambat oleh gigi atas sebagai artikulator pasif dan ujung lidah sebagai artikulator aktif.
7.    Kemudian udara dihembuskan ke udara bebas secara tiba-tiba.

Proses Hambat Letup Apiko – Palatal

Proses pelafalan bunyi “D”
1.      Mula-mula udara dihembuskan dari paru-paru ke batang tenggorokan.
2.      Lalu diteruskan kepangkal tenggorok.
3.      Di pangkal tenggorok terdapat sepasang pita suara dan di tengahnya terdapat lubang yang disebut glotis. Pada saat itu. Posisi glotis dalam keadaan tertutup sehingga pita suara bergetar. Maka bunyi konsonan D dihasilkan dan disebut konsonan bersuara.
4.      Kemudian udara diteruskan kerongga tenggorok.
5.      Lalu diteruskan lagi kerongga mulut, pada saat itu velar uvular naik, sehingga udara hanya melewati rongga mulut.
6.      Aebelum  todihembuskan ke udara bebas, udara dihambat oleh langit-langit keras sebagai artikulator pasif dan ujung lidah sebagai artikulator aktif.
7.     Lalu udara di hembuskan ke udara bebas secara tiba-tiba.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave your comment^^ Gomawo^^

Google Search