Nama : Vica Dyah L.A
Jurusan :
Pendidikan Bahasa
Dan Sastra Indonesia
Kelas : B/2010
NIM :10-520-0147
“ Proses pelafalan bunyi konsonan
B, P, T, dan D“
Proses hambat letup bilabial
Proses pelafalan bunyi “B”
1. Mula-mula udara dihembuskan dari paru-paru ke batang
tenggorokan.
2. Lalu diteruskan kepangkal tenggorok.
3. Di pangkal tenggorok terdapat sepasang pita suara dan di
tengahnya terdapat lubang yang disebut glotis. Pada saat itu. Posisi glotis dalam keadaan tertutup
sehingga pita suara bergetar. Maka bunyi konsonan B dihasilkan dan disebut
konsonan bersuara.
4. Kemudian udara diteruskan kerongga tenggorok.
5. Lalu diteruskan lagi kerongga mulut, pada saat itu velar uvular naik,
sehingga udara hanya melewati rongga mulut.
6. Sebelum keluar dari rongga mulut, udara dihambat oleh bibir atas dan bibir bawah yang tertutup, saat itu bibir bawah sebagai artikulator aktif dan bibir atas sebagai artikulator pasif.
7. Setelah itu, udara dikeluarkan secara tiba-tiba.
Proses
pelafalan bunyi
“P”
1. Mula-mula udara dihembuskan dari paru-paru ke batang
tenggorokan.
2. Lalu diteruskan kepangkal tenggorok.
3. Di pangkal tenggorok terdapat sepasang pita suara dan di
tengahnya terdapat lubang yang disebut glotis. Pada saat itu. Posisi glotis dalam keadaan terbuka
sehingga pita suara tidak bergetar. Maka bunyi konsonan P dihasilkan dan
disebut konsonan tak bersuara.
4. Kemudian udara diteruskan kerongga tenggorok.
5. Lalu diteruskan lagi kerongga mulut, pada saat itu velar uvular naik,
sehingga udara hanya melewati rongga mulut.
6. Sebelum keluar dari rongga mulut, udara dihambat oleh bibir atas dan bibir bawah yang tertutup, saat itu bibir bawah sebagai artikulator aktif dan bibir atas sebagai artikulator pasif.
7. Setelah itu, udara dikeluarkan secara tiba-tiba.
Proses
hambat letup apiko dental
Proses pelafalan bunyi “T”
1. Mula-mula udara dihembuskan dari paru-paru ke batang
tenggorokan.
2. Lalu diteruskan kepangkal tenggorok.
3. Di pangkal tenggorok terdapat sepasang pita suara dan di
tengahnya terdapat lubang yang disebut glotis. Pada saat itu. Posisi glotis dalam keadaan terbuka
sehingga pita suara tidak bergetar. Maka bunyi konsonan T dihasilkan dan
disebut konsonan tak bersuara.
4. Kemudian udara diteruskan kerongga tenggorok.
5. Lalu diteruskan lagi kerongga mulut, pada saat itu velar uvular naik,
sehingga udara hanya melewati rongga mulut.
6. Sebelum dihembuskan ke udara bebas, udara dihambat oleh
gigi atas sebagai artikulator pasif dan ujung lidah sebagai artikulator aktif.
7. Kemudian udara dihembuskan ke udara bebas secara
tiba-tiba.
Proses
Hambat Letup Apiko – Palatal
Proses pelafalan bunyi “D”
1. Mula-mula udara dihembuskan dari paru-paru ke batang
tenggorokan.
2. Lalu diteruskan kepangkal tenggorok.
3. Di pangkal tenggorok terdapat sepasang pita suara dan di
tengahnya terdapat lubang yang disebut glotis. Pada saat itu. Posisi glotis dalam keadaan tertutup
sehingga pita suara bergetar. Maka bunyi konsonan D dihasilkan dan disebut
konsonan bersuara.
4. Kemudian udara diteruskan kerongga tenggorok.
5. Lalu diteruskan lagi kerongga mulut, pada saat itu velar uvular naik,
sehingga udara hanya melewati rongga mulut.
6. Aebelum
todihembuskan ke udara bebas, udara dihambat oleh langit-langit keras
sebagai artikulator pasif dan ujung lidah sebagai artikulator aktif.
7. Lalu udara di hembuskan ke udara bebas secara tiba-tiba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave your comment^^ Gomawo^^